Tari Bines merupakan tarian tradisional Aceh yang berasal dari kabupaten Gayo Lues. Tarian ini muncul dan berkembang di Aceh Tengah namun kemudian dibawa ke Aceh Timur. Tarian tradisional Bines ini diperkenalkan oleh seorang ulama bernama Syech Saman dalam rangka berdakwah.Tari ini ditarikan oleh para wanita dengan cara duduk berjajar sambil menyanyikan syair yang berisikan dakwah atau informasi pembangunan. Para penari melakukan gerakan dengan perlahan kemudian berangsur-angsur menjadi cepat dan akhirnya berhenti seketika secara serentak.
Tari ini juga merupakan bagian dari Tari Saman saat penampilannya. Hal yang menarik dari tari Bines adalah beberapa saat mereka diberi uang oleh pemuda dari desa undangan dengan menaruhnya diatas kepala perempuan yang menari.
Berdasarkan koreografinya, Tari Bines termasuk tari kelompok karena Bines tidak dapat ditampilkan secara perorangan. Biasanya dibutuhkan penari dalam hitungan genap seperti 10, 12, 14, 16, dan sererusnya. Berdasarkan pola garapannya, Bines tergolong pada seni tari tradisi yaitu tari yang kehadirannya sudah ada sejak puluhan tahun yang lalu. Bines telah mengalami perkembangan yang cukup lama dan sarat nilai-nilai tradisi yang diturunkan dari generasi ke generasi.
Tari Bines biasanya ditampilkan dalam upacara tradisi seperti perkawinan, sunnat rasul, dan pesta yahunan seperti Jamu Saman. Bines juga ditampilkan pada pembuka dan penutup Saman dan Didong atau untuk mengisi masa istirahat kedua tari tersebut. Saat ini Bines juga diundang sebagai tari persembahan seperti penyambutan tamu dan pertunjukan.
Sekilah sejarah tentang asal mula kesenian Tari Bines yang lahir dari seekor gajah putih yang merupakan sebuah tunggakan dari seorang Raja Aceh Gayo yang pertama. Seiring berjalannya raja dengan menunggangi gajah tersebut, tiba-tiba gajah putih yang ditunggangi berhenti di tengah jalan, dan akhirnya mengakibatkan jalan itu menjadi terhalang. Lalu untuk membuah gajah itu berjalan kembali, maka dikumpulkan pada muda-mudi yang ada disekitar jalan tersebut untuk mengusir gajah tersebut dengan mengelilinginya sambil menepuk tangan dan bersorak agar gajah tersebut mau pergi. Maka, tepukan tangan para muda-mudi tersebut sambil mengelilingi gajah putih itu menjadi awal dari lahirnya Tarian Bines